Ribuan driver pariwisata di Bali menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Bali pada 6 Januari 2025. Aksi ini bertujuan untuk menyampaikan keresahan mereka terkait maraknya keberadaan taksi online di Bali yang dianggap mengancam keberlangsungan mata pencaharian mereka. Massa yang tergabung dalam Forum Perjuangan Driver Pariwisata Bali (FPDPB) menyampaikan enam tuntutan utama kepada pemerintah daerah.
Tuntutan Driver Pariwisata
Dalam aksinya, FPDPB mengajukan beberapa tuntutan, antara lain:
Kuota Taksi Online Dibatasi di wilayah Bali untuk mencegah persaingan tidak sehat dengan driver pariwisata lokal.
Penegakan aturan terkait penggunaan pelat nomor kendaraan, khususnya kendaraan dengan pelat non-DK (di luar Bali), yang sering digunakan oleh taksi online.
Penerapan regulasi yang ketat terhadap operasional taksi online, termasuk pengawasan izin operasi dan area layanan.
Prioritas bagi driver lokal untuk mendukung sektor pariwisata yang berkelanjutan di Bali.
Penertiban tarif taksi online agar tidak merusak struktur harga yang sudah berlaku di kalangan driver pariwisata.
Pembentukan forum dialog reguler antara pemerintah, asosiasi driver, dan perusahaan penyedia jasa transportasi online.
Dampak Taksi Online pada Industri Pariwisata Lokal
Menurut para driver pariwisata, keberadaan taksi online yang tidak terkontrol telah menyebabkan penurunan pendapatan mereka secara signifikan. Selain itu, mereka merasa bahwa layanan taksi online sering mengabaikan budaya lokal dan tidak memberikan kontribusi nyata pada pengembangan komunitas pariwisata setempat.
Kendaraan dengan pelat non-DK juga menjadi sorotan utama. Banyak driver pariwisata yang mengeluhkan bahwa kendaraan ini kerap kali mengambil penumpang tanpa izin resmi di area pariwisata, seperti bandara, hotel, dan objek wisata populer.
Tanggapan Pemerintah dan DPRD Bali
Dalam respons awal, pihak DPRD Bali menyatakan kesediaannya untuk menampung aspirasi para driver. Ketua DPRD Bali berkomitmen untuk memfasilitasi dialog antara pihak driver pariwisata, pemerintah daerah, dan operator taksi online guna mencari solusi yang adil bagi semua pihak.
Namun, beberapa pihak juga mengingatkan bahwa taksi online telah menjadi kebutuhan bagi wisatawan karena memberikan kemudahan, transparansi tarif, dan aksesibilitas tinggi. Oleh karena itu, solusi yang diambil harus tetap mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan wisatawan dan komunitas lokal.
Implikasi untuk Bisnis Transportasi di Bali
Aksi ini menjadi sinyal penting bagi semua pelaku industri transportasi di Bali, termasuk penyedia layanan taksi online dan operator transportasi pariwisata. Jika pembatasan kuota diberlakukan, maka akan ada perubahan besar dalam lanskap industri transportasi di Bali. Di sisi lain, peraturan yang lebih ketat juga dapat membantu menciptakan persaingan yang lebih sehat dan mendukung keberlanjutan industri pariwisata lokal.
Bagi wisatawan, isu ini dapat memengaruhi pengalaman perjalanan mereka, terutama jika akses terhadap layanan transportasi menjadi lebih terbatas. Oleh karena itu, langkah strategis dari semua pihak sangat diperlukan untuk memastikan bahwa pariwisata Bali tetap menjadi tujuan utama dengan layanan transportasi yang berkualitas dan adil bagi semua.
Comments